Senin, 20 Maret 2017

Cewek itu Makhluk Sensitif


Semua cewek ingin terlihat cantik, nggak cuma di negara kita Indonesia, dibelahan dunia manapun belahan durian, belahan dada – ayam goreng maksudnya,  semua ceweknya pasti ingin terlihat cantik walaupun di dunia ini ada diskriminasi cewek yaitu cewek cantik dan cewek jelek, Oke terlalu kasar kalau kita menyebut “jelek”, ganti saja dengan cewek yang wajahnya tidak begitu menarik disingkat CWTBM. 




CWTBM ini pasti melakukan berbagai cara supaya seenggaknya sedikit terlihat cantik dengan cara misal gambar alis, gambar bibir, gambar mata pakek crayon, atau pakai bedak putih seberat 5 Kg –oke itu berat sih, yang kalau semisal di tepuk dikit, bedaknya berhamburan kemana-mana bikin batuk, sesak nafas, kejang-kejang. Apalagi kalau bedaknya kena keringat, lunturnya tuh keliatan banget kayak gunung muntahin lahar, berceceran kemana-mana *kabur*. 
Kalo ngomong-ngomong soal cewek, aku pernah punya cerita true story, dari situ aku mikir bahwa semua cewek ingin terlihat cantik. 

Suatu ketika habis beres kuliah siang seperti biasa temenku mengajakku makan di tempat makan deket kampus, tempat makan itu kecil hanya cukup menampung sekitar 14 orang, kebetulan waktu itu sepi, aku memesan ayam goreng paha kanan temenku paha kiri, ngomong-ngomong aku alergi paha kiri –nggak ding becanda. Seperti biasa juga ada mbak-mbak yang mencatat menu apa saja yang kita pesan. 
FYI, aku punya kebiasaan panggil orang lain yang belum aku kenal dengan tambahan “-nya”. Misal kayak ketemu mas-mas, “Mas-nya namanya siapa?” atau ketemu mbak-mbak “Mbak-nya kuliah dimana?”.

“Minumnya apa mas?”
“Es teh saja dua yaa mbak..”
“Ada lagi?”
“Sudah itu saja” kataku.

Mbak yang mencatat menu, segera membuat menu yang kami pesan menuju dapur yang tak jauh dari tempat pelanggan makan, dan aku melupakan sesuatu,

“Mbak-nya jangan manis-manis yaaa…”
Mbaknya diem.

Aku bingung, kok nggak ada jawaban ah mungkin suaraku sudah terdengar. Beberapa saat kemudian, mbaknya mengantar es teh dan makanan yang aku pesan dengan raut muka sebal. Kemudian dia bilang,
“Emang salah ya mas kalau aku berpenampilan cantik dan manis? Emang mahasiswa di kampus aja yang boleh berpenampilan cantik?" Kata dia sambil berlalu.


Duarrrrrrr. Aku kayak disambar petir di celana bolong, eh siang bolong maksudnya. Ada kesalahpahaman yang terjadi antara aku dan mbaknya. Kalau yang aku maksud "jangan manis-manis" sebenarnya es teh bukan mbaknya. Temenku yang waktu itu, nemenin aku makan, tertawa melihat kejadian itu. Ish!!, bukannya bantuin kek malah diketawain.
Selepas makan aku bayar makanan sambil menjelaskan kesalahpahaman tadi, kalau sebenarnya saya tidak ada maksud untuk menghina atau semacamnya. 

"maaf mbak tadi yang saya maksud jangan manis-manis itu es tehnya bukan mbaknya, mbaknya manis kok" kataku bersahabat.
"iya gpp" katanya singkat dengan senyum yang dipaksa. 

Dari situ aku mikir mungkin mbaknya lagi ada masalah atau emang hari itu mbaknya lagi PMS kali ya, jadi sensitif banget. Kalau nggak gitu mungkin dia habis ditinggal pas lagi sayang-sayangnya ditambah PMS pula. Oke itu mengerikan sih.
Dari situ aku belajar kalau mesti hati-hati dengan yang namanya cewek, cewek itu makhluk yang sensitif, sebelas dua belas lah sama pantat bayi--apasih.

Kalau kalian bagaimana? ada nggak yang punya pengalaman soal cewek? Share di kolom komentar dong :)  


2 komentar:

  1. Agak canggung juga kalo sampe kejadian kaya gitu, toh nggak ada yang salah. Cuman ya salah nangkep aja. Tapi kalo ia beneran cakep, jangan cuma minta maaf, minta nomor hp nya juga dong :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha, minta no hape? boleh juga tuh, nggak kepikiran. Terima kasih sudah berkunjung kawan :)

      Hapus