Sabtu, 24 Februari 2018

Pendamping Wisuda

          Hallo selamat pagi, udah pada makan belum? Aku belum --siapa yang nanya juga? Oke kali ini saya akan mengangkat sebuah kisah nyata, diharapkan kalian duduk manis dan mendengarkan kisah dari saya, oke nggak penting.Buat kalian para mahasiswa ujung tanduk, eh maksud saya semester akhir hehe pasti kalian udah pada mikirin tentang Tugas Akhir atau Skripsi pokoknya itu deh jangan banyak sebut kata-kata itu Tabu. Mungkin kalian pernah kepikiran kira-kira siapa nih cowok/cewek yang bakal nemenin kalian pas wisuda selain orang tua kalian. Apalagi buat kaum-kaum jomblo yang tiap sabtu malam dandan yang rapi hanya untuk langsung tidur dan berharap malam sabtu segera berlalu --Ngenes. 



          Wahai kaum-kaum jomblo, saya mengerti penderitaan kalian. Saya paham sekali dengan hal itu, karena saya sendiri pun jomblo. Sad. Kalo buat yang udah punya pacar pasti udah persiapan janjian sama pacarnya,

"Sayang, nanti kamu datang ke wisuda aku ya?"

"Iya pasti dong"

Gitu. Dibawain kado atau hadian apalah-apalah gitu. bodo amat. Kalo aku sih mikirin caranya lulus dari kampusku yang sulit --karena emang terkenal kampus yang sulit sih. Jadi ya, nggak terlalu memedulikan hal itu. Buat kalian yang peduli, ya aku saranin nggak perlu terburu-buru karena ada hal yang lebih penting dari sekedar seseorang yang dapat mendampingi kalian wisuda yaitu setelah lulus, kerja dimana? nah loh. Tapi kalo kalian berpendapat bahwa wisuda adalah hal yang prestisius yang harus dirayakan tidak hanya bersama orang tua atau saudara terdekat ya monggo silahkan.

Kemarin nih, kemarin banget aku lagi nyari makan di daerah kampus UNAIR. Nah aku makan di pujasera gitu atau pusat jajanan serba ada, dan lumayan banyak tersedia stand-stand makanan walaupun tempatnya agak sempit sih. Dan tempat duduknya memanjang di tengah dikelilingi stand. Aku duduk di pojok karena kebetulan hari itu lagi rame pembeli. Bentar aku potong ceritaku, aku tidak sendiri by the way aku sama temenku. Oke lanjut.


Paling tidak kalo nggak punya pacar, punya banyak TEMAN.   
Aku pesan ayam geprek pedas level sedang waktu itu dan duduk di sebelah 2 orang cewek yang lagi ngobrol, dan obrolan mereka tentang WISUDA.

"pokoknya nanti sebelum aku wisuda aku harus punya pacar sih?"
"kok gitu?" kata cewek satunya.
"ya masak pas wisuda yang dateng cuma orang tua, itu wisuda apa ambil rapot! hahaha"
"hahaha"
"hahaha"
Tersedak. *nasi keluar dari hidung*
Aku : "........"
Diem.
Aku lupa beli minum. PEDESSSSS WOIIIII!!!!!
Kalimat "itu wisuda apa ambil rapot!" terngiang-ngiang di kepalaku. Setelah aku pikir-pikir ada benernya juga. Ah sialan nih cewek-cewek rumpi. Galau kan jadinya.

          Tapi kalo aku pikir lagi --maklum kebanyakan mikir. Ehmm nggak juga, bagiku sih orang tua nomor satu, eh salah Allah dan Rasulnya nomor satu baru orang tua. Nggak peduli ntar wisuda ada pasangan atau nggak yang penting orang tua bahagia dengan kelulusan kita dan resmi mendapatkan gelar. Karena pada dasarnya pendidikan kita untuk diri kita sendiri dan membuat orang tua kita bangga dan bahagia. Dan berdoa supaya ilmu kita berkah untuk diri kita, lingkungan sekitar, bangsa dan negara. Amiin.


Wisuda bukan ajang untuk pamer pasangan tapi bagaimana membuat ilmu kita bermanfaat dan membuat orang tua kita bangga dengan jerih payah kita
Aduh sok bikin quotes, hehehe. Maafkan, semoga bermanfaat tulisan di atas deh. Itu aja. Jangan lupa tinggalkan komentar kalian di bawah. Bagaimana pandangan kalian tentang hal ini. Terima kasih :) 

2 komentar:

  1. Tapi ku kasihan sih sama yang gak ada pendamingnya. Hahaaa

    Ku nitip link ya, kali aja mau blogwalking.

    https://rifalnurkholiq.blogspot.co.id/2018/04/mengapa-aing-suka-banget-jejepangan.html?m=1

    BalasHapus