Kamis, 15 Maret 2018

Jarak Part 1



Aku masih ingat kala aku mengirimkan sebuah chat singkat untukmu dengan tangan gemetaran. Sebuah kalimat yang tidak akan pernah aku sesali. Sebuah kalimat yang akhirnya keluar setelah sekian lama aku tak pernah lelah merawat dari kecil hingga sekarang tumbuh besar dan tinggi menjulang mengalahkan Sequoiadendron giganteum. Hampir saja aku ingin menebangnya. Tapi tidak, cinta terlalu kuat hingga mampu memberikan rasa berani dan percaya bahwa kamu juga pasti memiliki perasaan yang sama, semoga harapanku itu benar. Kenangan-kenangan tentangmu, tentang kita lebih tepatnya, ketika masih berseragam merah putih berkelebat di pikiranku. Rasanya rindu sekali bermain, belajar, tertawa bersamamu. Dan setiap hari ketika sekolah, aku menunggumu di bawah pohon yang memiliki nama ilmiah Artocarpus heterophyllus di depan rumahku. Aku bersembunyi saat tahu ada perempuan yang rambutnya dikuncir, berjalan melewati depan rumahku bersama temanmu, temanku juga. Cantik sekali kataku waktu itu. Rasanya aku meleleh melihat rambutmu, wajahmu, apa saja itu tentangmu. Apa itu kali pertama aku merasakan yang namanya cinta monyet? Indah sekali. Aku seperti ingin sekali mengulang waktu. Atau mengutip kata Azhar Nurun Ala bahwa aku juga ingin mempunyai kemampuan memperbudak waktu, dan membawaku kembali ke masa dimana dunia tidak serumit ketika dewasa?

(Lanjut Part 2)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar