"..."
Malam itu tepat pertengahan bulan Ramadhan 2017 kemarin. Insiden aku di Kick dari kosan. Ah, entah kenapa rasanya sakit sekali, marah, kesal, letih, karena habis kuliah juga. Kenapa ibu kos tega sekali mengusirku dari kosan, padahal itu juga karena kesalahan ibu kos sendiri. Dan aku? Terkena imbasnya. Ini gila sih. Sungguh terlalu. Oke semua bermula ketika,
Suatu pagi ketika weekend lagi enak-enak tiduran garuk-garuk --lantai kamar kosan maksudnya, dan aku mendapati sebuah pesan whatsapp masuk yang ternyata dari ibu kos yang mengatakan bahwa aku sudah harus membayar uang bulanan sewa kos. WHAT!!?? apa ini cobak maksudnya. Padahal seingatku aku membayar kos untuk 3 bulan dan ibu kos sudah meminta pembayaran lagi pada bulan ke 2, seharusnya masih tersisa 1 bulan dari 3 bulan yang sudah aku lunasi. Aku pikir lagi, apa benar kemarin cuma bayar untuk 2 bulan. Aku diamkan sejenak hapeku dan menaruhnya di sebelahku.
"Merusak weekend nih ibu kos" batinku.
Oh iya sebelum aku menceritakan lebih lanjut ada baiknya jika aku menceritakan keadaan kosku dulu, kosku ini dekat kampus. Walaupun sebenernya agak jauh dikit. Tapi hitungannya nggak jauh-jauh amat--lah gimana sih, kira-kira kosku ini jaraknya ke kampus kurang lebih 300 m. Kenapa aku ngekos disitu karena murah dan kamarnya lumayan luas 4x3cm m, serta kamar mandi sebelahan dengan kamarku dan jarang ada yang pakek. Jadi aku memilih kos itu tapi belakangan ternyata itu kos perempuan, Walaupun yang perempuan di atas(lantai 2) entah kenapa ibu kos mau menerima laki-laki. Mungkin karena kamar yang aku pilih lantai bawah dan itu merupakan kamar satu-satunya dibawah walaupun udah ditawari ibu kosnya seperti ini,
"Bu, ini kamarnya cuma satu aja? barangkali ada yang lain.."
"Ada kalo mau, di lantai atas. Kalo mau yaa gpp di atas, banyak perempuan tapi. Kamu mau tah? gpp kalo mau."
"Nggak deh bu, disini aja sudah bagus. Enak" kataku sambil tersenyum. Kalo pilih kamar atas bisa bahaya, nggak bagus buat kesehatan. Hehehe.
Akhirnya aku setuju setelah melihat-lihat keadaan kos yang baik dan sesuai dengan harga yang telah disepakati bersama. Kemudian ibu kosnya bilang begini,
"Kalo bisa bayarnya 3 bulan sekali saja ya... Jadi lebih gampang gitu, saya nggak perlu nagih-nagih tiap bulan." Kemudian beliau minta nomor hape whatsapp-ku. Walaupun aku sempat curiga juga, ada apa nih minta nomor hapeku. Jangan-jangan mau disepik nih, Bu aku sudah suka sama perempuan lain bu maaf. Aku bilang bahwa nanti aku diskusikan dulu dengan orang tua tentang hal ini.
Akhirnya aku mulai deh memindahkan satu persatu barangku pakai motor dan minta bantuan beberapa temen buat bantuin pindahanku juga.
Kira-kira sudah hampir lebih dari 1 semester aku tinggal di kos tersebut, dengan segala macam kekurangannya. Kekurangan semacam ada kebocoran dikit pada atap, merembesnya air di dinding kamar kosan saat hujan. Selain itu pernah lemari kos yang aku buat menampung buku-bukuku patah karena emang udah rapuh banget. Dan pernah waktu itu tempat tidur kos(ranjang) yang dari kayu patah. Kemudian aku lapor ke bapak kos mengenai hal ini, untungnya langsung cepet diperbaiki. Belakangan aku tahu yang menyebabkan ranjang kayu itu patah bukan karena rapuh tapi karena perempuan. EITTSSSS...
Jangan salah paham dulu, aku bisa jelasin semuanya.
LANJUT PART 2.
Bye.
Suatu pagi ketika weekend lagi enak-enak tiduran garuk-garuk --lantai kamar kosan maksudnya, dan aku mendapati sebuah pesan whatsapp masuk yang ternyata dari ibu kos yang mengatakan bahwa aku sudah harus membayar uang bulanan sewa kos. WHAT!!?? apa ini cobak maksudnya. Padahal seingatku aku membayar kos untuk 3 bulan dan ibu kos sudah meminta pembayaran lagi pada bulan ke 2, seharusnya masih tersisa 1 bulan dari 3 bulan yang sudah aku lunasi. Aku pikir lagi, apa benar kemarin cuma bayar untuk 2 bulan. Aku diamkan sejenak hapeku dan menaruhnya di sebelahku.
"Merusak weekend nih ibu kos" batinku.
Oh iya sebelum aku menceritakan lebih lanjut ada baiknya jika aku menceritakan keadaan kosku dulu, kosku ini dekat kampus. Walaupun sebenernya agak jauh dikit. Tapi hitungannya nggak jauh-jauh amat--lah gimana sih, kira-kira kosku ini jaraknya ke kampus kurang lebih 300 m. Kenapa aku ngekos disitu karena murah dan kamarnya lumayan luas 4x3
"Bu, ini kamarnya cuma satu aja? barangkali ada yang lain.."
"Ada kalo mau, di lantai atas. Kalo mau yaa gpp di atas, banyak perempuan tapi. Kamu mau tah? gpp kalo mau."
"Nggak deh bu, disini aja sudah bagus. Enak" kataku sambil tersenyum. Kalo pilih kamar atas bisa bahaya, nggak bagus buat kesehatan. Hehehe.
Akhirnya aku setuju setelah melihat-lihat keadaan kos yang baik dan sesuai dengan harga yang telah disepakati bersama. Kemudian ibu kosnya bilang begini,
"Kalo bisa bayarnya 3 bulan sekali saja ya... Jadi lebih gampang gitu, saya nggak perlu nagih-nagih tiap bulan." Kemudian beliau minta nomor hape whatsapp-ku. Walaupun aku sempat curiga juga, ada apa nih minta nomor hapeku. Jangan-jangan mau disepik nih, Bu aku sudah suka sama perempuan lain bu maaf. Aku bilang bahwa nanti aku diskusikan dulu dengan orang tua tentang hal ini.
Akhirnya aku mulai deh memindahkan satu persatu barangku pakai motor dan minta bantuan beberapa temen buat bantuin pindahanku juga.
Kira-kira sudah hampir lebih dari 1 semester aku tinggal di kos tersebut, dengan segala macam kekurangannya. Kekurangan semacam ada kebocoran dikit pada atap, merembesnya air di dinding kamar kosan saat hujan. Selain itu pernah lemari kos yang aku buat menampung buku-bukuku patah karena emang udah rapuh banget. Dan pernah waktu itu tempat tidur kos(ranjang) yang dari kayu patah. Kemudian aku lapor ke bapak kos mengenai hal ini, untungnya langsung cepet diperbaiki. Belakangan aku tahu yang menyebabkan ranjang kayu itu patah bukan karena rapuh tapi karena perempuan. EITTSSSS...
Jangan salah paham dulu, aku bisa jelasin semuanya.
LANJUT PART 2.
Bye.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar